Lima Menit Lagi

Cerita ini dikirim rekan di kantor Lestari, Erik (biar satu kantor mar amper samua torang baku kirim email, padahal tu tampa dudu cuma beda beberapa meter)

Saat di taman suatu hari, seorang wanita duduk di sebelah seorang pria di bangku panjang dekat tempat bermain anak-anak.
"Itu putra saya di sana," kata sang wanita, menunjuk seorang anak laki-laki dengan pakaian merah yang sedang bermain perosotan.
"Ia seorang anak laki-laki yang tampan," komentar sang pria. "Itu putri saya, berbaju putih, sedang naik sepeda."
Sang pria lalu melirik arlojinya, memanggil putrinya. "Bagaimana kalau kita pulang sekarang, Melissa?"

Melissa meminta, "Lima menit lagi, Yah. Boleh ya? Lima menit lagi saja."
Sang pria mengangguk dan Melissa meneruskan bermain sepedanya dengan bahagia. Menit-menit pun berlalu dan sang ayah berdiri dan memanggil Melissa kembali. "Sudah waktunya untuk pulang?"
Melissa kembali memohon, "Lima menit lagi, Yah. Lima menit lagi saja."
Sang pria pun tersenyum dan menjawab, "OK!"
"Wah, Anda seorang ayah yang sabar!" sang wanita berkomentar.
Sang pria tersenyum dan berkata, "Kakak laki-lakinya, Tommy meninggal karena ditabrak seorang pengemudi mabuk tahun lalu, saat ia sedang bermain sepeda dekat-dekat sini. Saya menghabiskan banyak waktu dengan Tommy dan sekarang saya akan berikan apa saja untuk bisa menghabiskan lima menit lebih banyak dengannya. Saya telah berjanji untuk tidak membuat kesalahan yang sama terhadap Melissa. Ia mengira ia mempunyai lima menit lebih
banyak untuk bermain dengan sepedanya. Sebenarnya, sayalah yang memperoleh lima menit lebih banyak untuk menyaksikannya bermain."

Hidup adalah mengenai menentukan prioritas. Berikanlah lima menit lebih
banyak setiap hari untuk orang yang Anda cintai.(*)

No comments:

.
.
Powered by Blogger.