Benarkah Lumimuut Menikah dengan Putra Kandungnya?


UMUMNYA warga Minahasa dewasa ini meyakini bahwa mereka adalah keturunan Toar dan Lumimuut. Karena Toar merupakan putra dari Lumimuut, benarkah kalau Minahasa saat ini merupakan hasil dari perkawinan sedarah? Benarkah Lumimuut menikah dengan putra kandungnya sendiri?

Ada belasan atau mungkin puluhan versi tentang keberadaan Toar dan Lumimuut (dan juga Karema), yang merupaan cikal bakal penduduk Minahasa sekarang. Walau banyak variasi, namun umumnya kisah tentang Lumimuut memiliki kemiripan satu sama lain. Bahwa Lumimuut datang ke Minahasa (ada versi yang mengatakan mereka datang dengan perahu, dan ada yang menyebut Lumimuut terlahir dari batu) dari tempat lain.

Lumimuut kemudian hamil (ada versi yang bilang dia sedang hamil ketika mendarat di Minahasa, atau mMlesung, nama kuno Minahasa). Lumimuut melahirkan seorang putra, dan diberi nama Toar.

Ketika Toar beranjak dewasa, Karema memerintahkan agar mereka berpisah. Kepada mereka Karema memberikan tongkat yang sama panjang. Toar diberi tongkat dari batang tu'is, dan Lumimuut diberi tongkat dari tawaang. Karema berpesan, jika bertemu, mereka harus mencocokkan panjang tongkat. Jika sama panjang, berarti mereka ibu-anak. Jika tidak sama, berarti mereka orang lain. Dan artinya mereka boleh menikah.

Toar dan Lumimuut berjalan ke arah berlawanan. Dan selang beberapa waktu, mereka bertemu. Mereka mencocokkan tongkat yang ternyata tidak sama panjang. Rupanya salah satu tongkat milik mereka tumbuh memanjang. (Coba tebak, yang memanjang itu tu'is atau tawaang? Hehehehe).

Karena tongkatnya tidak sama panjang, sebagaimana pesan Karema, mereka pun menikah.

Kisah di atas merupakan versi legenda. Dalam kehidupan sebenarnya, apakah Lumimuut benar-benar menikah dengan putranya sendiri?

Tak saling kenal?

Secara teoritis, itu bisa saja. dengan catatan, Lumimuut hamil semasa remaja. Mungkin usianya 15 atau 16 tahun (di jaman tempo doeloe usia 15 dan 16 tahun untuk seorang perempuan sudah termasuk 'dewasa', hehehe).

Jika misalkan perpisahan mereka terjadi ketika Toar berusia 17 tahun (artinya Lumimuut berusia 32 atau 33 tahun), dan misalkan mereka berpisah selama satu tahun, maka pada usia sekitar 35 tahun Lumimuut masih memungkinkan untuk menikah dengan Toar, dan juga masih mungkin punya anak.

Yang jadi pertanyaan, apakah mereka memang tak saling mengenali ketika akhirnya bertemu? Lumimuut mungkin bisa saja tak bisa mengenali Toar yang perawakannya sudah berubah. Mungkin saja ketika berpisah wajah Toar masih klimis dan ketika bertemu wajahnya sudah berkumis dan berewokan. Namun bagaimana mungkin Toar tak bisa mengenai ibunya?

Mungkin, pertimbangan itu sengaja dilupakan karena ada alasan yang lebih penting. Yakni saat itu di Malesung hanya ada mereka bertiga. Dan Karema memang harus mencari alasan yang masuk akal agar Lumimuut bisa menikah, guna meneruskan keturunan. Dan karena tak ada laki-laki lain, diaturlah agar bisa menikah dengan Toar.

Dan tongkat yang tidak sama dijadikan pembenaran dan alasan.

Hal lain yang juga menarik adalah, kendati berkembang dari perkawinan sedarah, namun secara budaya Minahasa tidak mengenal perkawinan antarkerabat dekat. Setidaknya kisah Lumimuut yang menikah dengan putranya tidak dijadikan sebagai teladan oleh keturunannya....

No comments:

.
.
Powered by Blogger.