Klingon: Bahasa Fiksi yang Jadi Nyata….



ADA belasan atau mungkin puluhan bahasa imajinasi yang muncul dalam beragam kisah fiksi. Namun seberapa banyak yang benar-benar menjadi bahasa nyata, dan benar-benar bisa digunakan dalam percakapan sehari-hari?

Sejauh ini, baru ada satu bahasa fiksi yang benar-benar menjadi nyata, digunakan banyak orang (dan paling banyak digunakan, menurut Guinness World Records), yang telah menerjemahkan sejumlah karya Shakespeare bahkan beberapa bagian Alkitab, ada institut online, dan versi terjemahan di mesin pencari. Bahasa fiksi itu adalah Bahasa Klingon.

Klingon, adalah ras fiksi yang muncul dalam franchise Star Trek. Klingon digambarkan sebagai ras dengan kulit gelap, dengan ciri dahi yang berkerut unik, juga dengan bahasa yang unik.


Munculnya bahasa Klingon memang menarik, sekaligus menjadi pembeda di franchise Star Trek yang dialognya menggunakan bahasa Inggris. (Bayangkan, kru USS Enterprise menjelajahi dunia baru dan asing, dan kemudian bertemu mahkluk planet asing yang ternyata berbahasa… Inggris, hehehe). Jadi, ketika ada mahkluk Klingon dan kemudian berbahasa Klingon, itu menjadi hal yang menarik.

Sejumlah istilah Klingon yang awalnya muncul dalam film Star Trek tahun 1979, dikembangkan menjadi bahasa oleh Marc Okrand, penyandang Ph. D. untuk  linguistics dari University of California Berkeley. Okrand memutuskan setiap suku kata akan menjadi kata-kata sendiri. Dia juga mengembangkan tata bahasa,  menciptakan pola dan mendokumentasikan kosakata yang dibuatnya.

Awalnya, kosakata diciptakan berdasarkan kebutuhan, sesuai skenario di film. Belakangan, kosakata semakin berkembang dan berkembang. Bahkan kini ada institut virtual untuk mempelajari sekaligus menganalisa bahasa Klingon. Sejumlah karya literatur kini diterjemahkan ke dalam bahasa Klingon.

“Dalam film  Star Trek VI: The Undiscovered Country, Spock mengatakan: ‘Anda tak akan bisa mengapresiasi  Hamlet sebelum membacanya dalam bahasa Klingon’. Dan begtulah, para penggemar kemudian menerjemahkan Hamlet ke Klingon,” kata Okrand kepada Mashable.

Sekalipun memiliki banyak penggemar, Okrand yakin di dunia ini yang benar-benar fasih berbahasa Klingon hanya sekitar 100 orang, dan sebagian di antaranya bahkan lebih fasih berbahasa Klingon dibanding sang pencitanya sendiri.

Kepopuleran bahasa Klingon juga diperlihatkan di sejumlah serial lain, seperti serial komedi yang sekarang sedang naik daun di Amerika, The Big Bang Theory. Serial itu menggambarkan tingkah laku sejumlah laki-laki jenius yang kuper. Sekalipun kuper, mereka pecinta berat Star Trek, punya kostum, dan bisa berbahasa Klingon!!

Kepopuleran bahasa Klingon dibuktikan dengan dimasukkannya ke dalam ‘mesin penerjemah’ melalui Bing Translator. Dalam translator ini Anda bisa menerjemahkan sejumlah kata atau kalimat ke bahasa Klingon.

Fiksi dan bahasa daerah

Bagi Anda yang bukan penggemar Star Trek, mungkin bahasa Klingon itu tak ada apa-apanya. Namun populernya bahasa Klingon dalam komunitas penggemar Star Trek memperlihatkan bagamana kekuatan sebuah karya fiksi. Bahwa apa yang sebenarnya fiksi, apa yang sejatinya hanya khayalan, ternyata bisa direalisasikan menjadi nyata di dunia nyata.

Bahasa Klingon juga memperlihatkan bahwa segala sesuatu jika dikerjakan dengan cerdas, dengan terencana, akan benar-benar menjadi nyata.

Apa yang dilakukan pecinta Star Trek pada bahasa Klingon, juga menjadi pelajaran berharga untuk daerah atau wilayah tertentu di Indonesia, yang bahasa daerahnya terancam punah karena tak dilirik generasi muda.

Di Minahasa, misalnya, kini beberapa bahasa daerah seperti Bahasa Toulour (digunakan oleh warga Tondano dan sekitarnya), bahasa Tombulu (milik warga Tomohon dan sekitarnya), dan bahasa Tontemboan (digunakan warga Minahasa Tengah dan Selatan), yang terancam punah karena tak lagi dipelajari generasi yang lebih muda.

Dan ini mungkin akan menjadi ironi. Ketika ada bahasa fiksi dari planet antah berantah yang semakin populer, sementara bahasa daerah yang sudah eksis ratusan tahun justru terancam punah karena tidak dipelihara dan diapresiasi dengan serius…

No comments:

.
.
Powered by Blogger.