10 Pelajaran Produktif dari Bayi (Yang Bisa Anda Tiru)


PELAJARAN kehidupan bisa dari mana saja. Begitu juga dengan produktivitas. Pelajaran untuk produktif bisa dari siapa saja, termasuk... bayi. Bayi? Iya. Kita bisa belajar banyak dari bayi terutama terkait dengan produktivitas. Pelajaran apa saja itu?

1. Berlatih berguling selama berbulan-bulan

Ketika bayi bisa berguling, itu tidak terjadi dalam semalam. Kemampuan itu muncul setelah mencoba dan berlatih dengan tekun selama berbulan-bulan. Dimulai dengan mengangkat kepala, kemudian kepala dan bahu, dilanjutkan dengan menggunakan tangan untuk melakukan 'push up' mini. Dilanjutkan dengan sejumlah gerakan seperti menendang atau 'berenang'.

Semua gerakan ini merupakan persiapan bagi otot sehingga beberapa bulan kemudian, ketika saatnya tiba, berujung pada gerakan berguling yang... sukses.

Ketika kita tekun berlatih, apapun yang dilatih, tanpa disadari kita juga membangun 'otot' dan kekuatan. Kekuatan ini akan muncul ketika diperlukan.

Orang yang produktif tahu bahwa praktek dan pengulangan itu penting dalam upaya mencapai tujuan. Bayi berlatih selama berbulan-bulan tanpa mengeluh. Kita bisa meniru perilaku bayi itu.

2. Kenyang jika diberi makan secara rutin

Orang tua yang bijak tahu kapan bayinya dimandikan, tidur atau makan. Biasanya orang tua punya jadwal tertentu untuk itu.

Dan di pihak bayi, mereka juga menyukai keteraturan seperti itu. Mereka akan lebih bahagia jika diberi makan atau mandi secara  teratur.

Orang dewasa pun bisa meniru teladan ini, tentang nilai rutinitas dalam kehidupan. Pada bayi, jadwal yang rutin akan mengurangi kemungkinan mereka lelah dan  kelaparan.

Hal yang sama berlaku bagi kita. Karena kita akan lebih produktif ketika pikiran dan tubuh secara memadai diberi asupan gizi. Kita akan lebih waspada dan bisa fokus.

Pada bayi, rutinitas akan membuat mereka lebih percaya diri mengeksplorasi lingkungan. Hal yang sama juga berlaku pada orang dewasa. Sebagaimana diungkap novelis Inggris Anthony Trollope, "Sebuah tugas harian yang kecil, jika dilakukan setiap hari, akan mengalahkan apa yang dikerjakan seorang sekuat Herkules..."

Berbagai tindakan sederhana, jika dilakukan secara rutin, secara langsung akan meningkatkan produktifitas yang berujung pada pencapaian hasil.

3. Mereka Biarkan Anda Tahu Kapan Selesai

Semua orang tua pasti tahu bahwa, bagaimanapun lucunya sang bayi, ada saat tertentu di mana dia akan menolak semua 'permainan' yang diberikan. Ketika dia sudah lelah, sangat lelah, dia akan mengacuhkan cubitan di pipi, dan terkadang akan marah ketika orang asing (dalam hal ini kakak atau sepupu) yahg mencoba bermain lucu-lucuan.

Para bayi memberi pelajaran pada kita bahwa semua orang memiliki batas. Orang yang paling produktif pun tahu kapan harus berhenti. Ketika situasi menjadi gerah dan suntuk, beristirahatlah sejenak. Menjauh. Atau berjalan-jalan, mendengarkan musik, atau kegiatan apapun yang bisa 'membersihkan' kepala Anda dari kerumitan.

4. Mereka Menggenggam Rambut, Kacamata atau Anting dan Enggan Melepaskan

Pada bayi, ada tahapan yang disebut "jika mereka lihat, akan mereka pegang". Para orang tua tentu pernah merasakan bagaimana si bayi mungil menggenggam rambut. Tak hanya menggenggam, namun terkadang menarik dan menyentak-nyentak. Dan ketika mereka menggenggam sesuatu (rambut, anting atau kacamata), tak akan ada yang bisa mengalihkan perhatiannya. Mereka akan fokus pada apa yang mereka genggam itu.

Kita perlu memperlajari hal itu dari para bayi. Bagaimana fokus pada sesuatu. Untuk tetap 'berpegang' pada sesuatu tak peduli jutaan godaan di sekeliling. Jika fokus pada sesuatu, kita akan lebih produktif.

5. Mereka Tidur Seperti... Bayi

Bayi, terutama yang baru lahir, tidur layaknya mereka dibayar untuk itu. Setiap hari rata-rata mereka menghabiskan waktu  10-18 jam untuk tidur, sekalipun tidak sekaligus.

Bagi para bayi, tidur membantu mereka untuk bertumbuh dan mengembangkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini juga membantu mereka tetap waspada dan memiliki suasana hati riang gembira. Jika mereka tidak mendapatkan tidur yang cukup, para bayi yang lucu ini bisa menjadi rewel, mudah marah, dan sulit untuk ditenangkan atau dibujuk.

Orang dewasa seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama. Kurang tidur membuat kita mudah kesal, rentan terhadap penyakit, dan secara negatif memengaruhi - antara lain - ingatan kita, waktu untuk bereaksi, dan kewaspadaan. Padahal hal-hal itu sangat penting untuk meningkatkan produktivitas.

Kita mungkin tidak perlu 18 jam untuk tidur, namun untuk berada di tahap yang paling produktif, kita perlu tidur yang cukup, sebagaimana halnya para bayi.

6. Mereka tertawa apa adanya

Jika pernah melihat bayi tersenyum atau mendengar mereka tertawa, Anda pasti tahu bahwa senyum atau tawa mereka itu seperti matahari yang muncul dari balik awan. Tawa bayi menghangatkan  jiwa dan merupakan bukti yang nyata bahwa bayi merasa bahagia.

Dan, biasanya, ketika mendengar bayi tertawa, orang dewasa akan melakukan berbagai hal untuk membuat mereka tertawa lagi. Seperti membuat wajah konyol, hal-hal aneh hingga suara-suara unik. Apapaun akan dilakukan untuk membuat bayi tertawa. Karena tawa mereka polos, tak dibuat-buat.

Senyum dan tawa sangat bagus untuk orang-orang dari segala usia. Senyum dan tawa membantu kita mengelola stres, membangun sistem kekebalan tubuh, membuat kita tampil lebih menyenangkan dan dapat dipercaya, dan membantu kita melihat gambaran yang lebih besar. Pada intinya, senyum dan tawa, keduanya merupakan perilaku positif yang dapat memberi dampak yang positif untuk produktivitas. Jadi tersenyumlah. Tertawalah.

7. Mereka buang kotoran dan move on

Bayi selalu bergerak. Tanpa ragu, tanpa takut, tanpa rasa malu, tanpa bertanya-tanya apakah waktunya tepat. Mereka juga tidak khawatir atau jengah dengan siapa yang ada di sekeliling. Bagi mereka, setiap gerakan hanya merupakan bagian dari kehidupan. Mereka terus bergerak. Terus maju.

Jika tiba waktunya, para bayi akan (maaf) membuang kotoran. Dan orang tua mau tak mau harus mengganti popok dengan yang bersih.

Sebagai orang dewasa, kita seharusnya bertindak seperti bayi. Yang melakukan berbagai hal tanpa ragu. Memang, kadangkala dalam hidup kita harus 'membuang kotoran'. melakukan kesalahan yang mungkin memalukan, atau memilih strategi yang salah, atau yang benar-benar meleset. Bagaimana kita menangani tantangan ini akan menentukan berapa lama 'kotoran' ini akan 'berbau busuk'.

Jika terjebak apakah kita akan melanjutkan? Apakah kita akan terus bekerja karena sudah menginvestasikan banyak waktu dan usaha? Bisakah kita percaya diri mengatasi kekalahan sementara itu dan mencoba jalan yang berbeda? Apakah kita terlibat dalam pikiran negatif yang bisa menyabot berbagai upaya di masa depan? Bisakan kita mengakui kalau pengalaman buruk itu bisa dijadikan sebagai pengalaman yang bisa membawa kita lebih dekat menuju sukses?

Dalam hidup, terkadang kita 'membuang kotoran'. Dan jika itu terjadi, orang yang produktif akan membersihkannya, dan kemudian melangkah maju!!

8. Mereka beritahu apa yang diinginkan

Popok basah? Ada teriakan untuk itu. Perut lapar? Ada tangisan untuk itu juga. Capek? Perlu Bersendawa? Ada tangisan dan teriakan untuk itu.

Ketika bayi menginginkan atau membutuhkan sesuatu, mereka membiarkan Anda, atau orang tuanya, tahu.

Bagi orang lain, itu mungkin hanya teriakan atau tangisan biasa, namun para orang tua biasanya sudah mengetahui apa makna dari teriakan atau tangisan, dan segera merespon.

Jika menginginkan sesuatu, para bayi membiarkan Anda tahu, dengan segera. Mereka tidak akan menunggu sampai yakin bahwa waktunya tepat, atau situasinya nyaman. Mereka juga tidak peduli apakah akan ada masalah jika kita tahu.  Mereka hanya melakukannya. Dengan menangis.

Tentu, bagian ini tak menyarankan agar kita bersikap kasar, atau menjadi makhluk yang hanya memikirkan diri sendiri. Namun pelajaran produktivitas yang bisa dipetik adalah, Anda harus membiarkan orang lain tahu apa yang Anda inginkan.

Mereka yang produktif suka mengambil inisiatif. Bahkan ketika itu terasa menakutkan, orang yang produktif akan mengambil tindakan karena mereka tahu satu-satunya cara untuk mencapai hasil adalah dengan mengambil risiko dan bergerak maju.

9. Para bayi tidak terburu-buru

Ketika saatnya untuk berguling, mereka akan berguling. Ketika tiba waktunya untuk duduk, mereka duduk. Saat tiba waktunya untuk merangkak, mereka melakukannya. Bayi tidak buru-buru melewatkan satu tahapan dalam hidupnya. Apa yang mereka capai juga bukan kebetulan.

Tentu para bayi mungkin merasa frustrasi ketika kemampuan mereka terbatas, dan apa yang diinginkan belum dapat terlaksana. Namun, para bayi tidak menggunakan cara ajaib untuk melewatkan satu tahapan dan pindah ke tahap lain. Mereka tetap melanjutkan tahap perkembangan tubuhnya.

Mereka yang produktif memiliki karakteristik yang mirip. Mereka tidak membuang-buang waktu mencoba untuk mencari jalan pintas atau menggunakan trik untuk sampai ke tujuan. Untuk mencapai tujuan akhir yang besar, mereka biasanya membagi ke beberapa tujuan kecil, yang memungkinkan mereka menikmati 'perjalanan'.

10. Mereka Bahagia untuk hal yang sederhana

Bagi bayi, hidup itu sederhana. Anda hanya perlu memberi makan, memeluk, mencium, memandikan bermain-main dan mereka akan tertawa bahagia. Mereka tak menginginkan popok yang mewah dan mahal.

Mereka juga tak perlu beragam rasa pada ASI atau susu formula. Mereka tak memerlukan selimut beraneka warna dan beragam corak. Bagi para bayi, lengan ibu, pelukan sang ayah, dan canda sang kakak, sudah cukup untuk membuat mereka bahagia.

Mereka yang produktif juga menyukai hal-hal yang sederhana. Mereka tak terobsesi menggunakan gadget yang mahal jika fungsi dan manfaat bisa didapatkan pada gadget yang murah.

Bagi orang yang produktif, kebahagiaan tidak terletak pada kemewahan. Bagi mereka, kebahagiaan adalah ketika bisa menyelesaikan pekerjaan yang terasa berat, ketika bisa menyelesaikan sesuatu sebelum batas waktu, dan ketika sesuatu dilaksanakan dengan hati riang dan bahagia.[]

No comments:

.
.
Powered by Blogger.