Ketika Bill Gates Mengejar Mimpi


SEMENJAK remaja, William Henry Gates III, atau lebih dikenal dengan nama Bill Gates, punya satu mimpi: membuat perusahaan sendiri. Terutama yang bergerak di bidang komputer. Lelaki kelahiran 28 Oktober 1955 itu memang sudah tergila-gila pada komputer. Apalagi setelah di Lakeside School dia berkenalan dengan Paul Allen yang dua tahun lebih tua. Mereka menjadi teman akrab, setelah menyadari kalau keduanya sama-sama tertarik pada komputer. Keduanya sering menghabiskan waktu luang untuk mengerjakan program komputer.

Di tahun 1970, ketika berusia 15 tahun Gates dan Allen mulai berkecimpung di dunia bisnis dengan mengembangkan “Traf-o-Data”, sebuah program komputer yang memonitor pola lalulintas di Seattle. Mereka mendapat bayaran senilai US$20.000. Ketika berusia 17 tahun, Gates berhasil menjual program komputer yang dirancangnya senilai US$4.200.

Berhasil mendapatkan uang dari program komputer membuat Gates dan Allen mengusung mimpi: mendirikan perusahaan sendiri. Namun gagasan kedua remaja ini dinilai menggelikan oleh orang tua Gates, yang lebih menginginkan putera mereka menyelesaikan sekolah. Mereka juga berharap kelak Gates dapat mengikuti jejak ayahnya menjadi pengacara.

Sebagai anak muda yang tertarik pada komputer, Gates dan Allen selalu mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di bidang itu. Di tahun 1971, mereka membaca artikel tentang microprocessor yang dibuat Intel yang disebut 4004. Keduanya pun yakin, perkembangan teknologi komputer akan semakin maju. Hanya soal waktu bagi sejumlah perusahaan untuk menciptakan software yang lebih baik dibanding komputer mini yang mereka kenal.

Di tahun 1973, chip 8080 diluncurkan. “Saat itu Paul mengatakan kepada saya, ‘Oke, chip ini jauh lebih bagus dibanding komputer mini ini. Kelak akan ada yang memanfaatkan chip ini untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa’,” kata Gates.

Saat itu Gates memulai kuliah di Harvard University sementara Allen di Washington State. Gates kemudian membantu agar Allen bisa mendapatkan pekerjaan di Boston. Keduanya secara berkala mendiskusikan perkembangan terkini dunia komputer, terutama teknologi microprocessor.

Akhirnya mereka mengetahui ada pihak yang memanfaatkan chip 8080 dan menciptakan model awal komputer. Hal ini dipublikasikan sebagai cover majalah Popular Electronics edisi Januari 1975, dan dibahas secara khusus dalam artikel berjudul ‘World's First Microcomputer Kit to Rival Commercial Models’. Artikel itu mengulas Altair 8800 mini-computer yang didasarkan pada Intel 8080 CPU.

Kedua anak muda ini sangat tertarik, karena apa yang selama ini mereka nantikan mulai terwujud. Mereka kemudian mengetahui bahwa yang mulai mengerjakan Altair adalah sebuah perusahaan kecil di Albuquerque, New Mexico, yakni Micro Instrumentation and Telemetry Systems (MITS).

Gates dan Allen lalu menghubungi MITS dan berkoar bahwa mereka sedang mengerjakan program software BASIC yang bisa dijalankan dengan komputer Altair. Padahal saat itu baik Gates maupun Allen tak memiliki Altair dan belum menulis kode apapun. Namun Gates berhasil mencuri perhatian presiden MITS Ed Roberts yang setuju untuk bertemu dan meminta Gates dan Allen mendemonstrasikan ciptaan mereka. Gates dan Allen pun menghabiskan waktu dua bulan untuk menulis kode software di laboratorium komputer Harvard.

“Paul punya sejumlah ide brilian bagaimana kami membuat simulasi dari mesin Altair karena kami tak memilikinya. Kami lalu menghubungi mereka dan menanyakan beberapa hal teknis seperti bagaimana menghubungkan teletype dan program komputer untuk mencetak karakter. MITS memberi respon positif dan mengatakan, ‘kalian orang pertama yang menanyakan hal itu dan jika memang kalian sedang mengerjakan kode software maka kalian memang harus menanyakan hal itu’. Jadi mereka memberikan jawaban dan Paul bisa menyelesaikan kode dimaksud,” cerita Gates.

Allen pun ke Albuquerque untuk menjalani pengujian di MITS, tanpa pernah mencoba software itu pada komputer Altair. Peragaan yang dilakukan di kantor MITS di Albuquerque berhasil. Allen pun direkrut MITS dan Gates cuti kuliah untuk bekerja bersama Allen.

Di tahun 1975 Gates dan Allen memutuskan untuk merealisasikan obsesi dan mimpi mereka membuat perusahaan. Gates dan Allen memutuskan menamai perusahaan mereka sebagai "Micro-Soft", yang diambil dari kata microcomputer dan software. Saat itu, Micro-soft merupakan bagian dari MITS.

“Kami memilih nama Micro-soft karena terdengar bagus. Semasa remaja kami kerap membicarakan tentang kemungkinan mendirikan sebuah perusahaan. Saat itu ada beberapa nama yang kami pilih, misalnya ‘Allen & Gates’. Namun setelah agak dewasa kami menilai ‘Allen & Gates’ tidak cocok untuk nama sebuah perusahan berbasis teknologi. Nama itu lebih mirip sebuah firma hukum. Jadi kami kemudian menggunakan kata Micro-soft,” papar Gates.

Guna menangani Micro-soft lebih serius, Gates memutuskan untuk cuti kuliah. Setahun kemudian, pada 26 November mereka secara resmi mendaftarkan nama "Microsoft" sebagai sebuah perusahaan di New Mexico, sesudah menghilangkan simbol garis penghubung (-). Gates sendiri tak pernah kembali ke Harvard dan memutuskan untuk drop out kuliah.

Kelak, sejarah akhirnya mencatat, Microsoft menjadi salah satu perusahaan terkemuka di dunia. Microsoft menjadi bagian dari perkembangan dunia komputer dan juga internet dunia. Jika Gates dan Allen tak pernah bermimpi untuk memiliki perusahaan, Microsoft mungkin tak pernah ada. Dan wajah dunia akan sangat berbeda.

***

Mimpi kecil dan mimpi besar hakekatnya sama. Jadi kenapa kita tak pernah memimpikan hal-hal yang besar? Begitu ungkap orang bijak. Falsafah ini yang digunakan Gates dan Allen. Semenjak remaja mereka punya satu mimpi: mendirikan perusahaan.

Mimpi itu yang kemudian menjadi landasan dan gerak mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan mimpi itu.

Dan akhirnya, kerja keras dan upaya tanpa henti membuahkan hasil. Microsoft didirikan. Dan menjadi bagian dalam sejarah dunia.

Apa mimpi Anda saat ini? Apa obsesi Anda?

Apakah mimpi Anda terlalu muluk dan terkesan mustahil? Apakah teman, saudara dan orang terdekat Anda menertawakan mimpi muluk Anda?

Apapun mimpi Anda, jangan takut untuk bermimpi. Bermimpi bukanlah kesalahan. Dan dosa. Yang perlu dilakukan adalah mencoba merealisasikan mimpi itu. Dengan berusaha. Bekerja keras. Dengan tetap berani mencoba dan mencoba.

Langkah untuk merealisasikan mimpi pasti tidak mudah. Akan muncul berbagai rintangan. Akan ada berbagai hambatan. Kerikil tajam akan memenuhi jalan yang harus dilalui.

Namun dengan tekad yang teguh, dengan tekun bekerja dan pro aktif melihat berbagai peluang dan kesempatan, mimpi bisa menjadi nyata.

Mimpi juga punya harga. Akan ada harga yang harus dibayar. Ada pengorbanan yang harus dilakukan. Guna merealisasikan mimpi, Gates terpaksa drop out kuliah. Dia terpaksa beradu argumentasi dengan kedua orang tua yang menginginkan dia menyelesaikan kuliah di Harvard yang sangat bergengsi.

Guna merealisasikan mimpi, Anda harus bersedia mengorbankan sesuatu. Terkadang pengorbanan itu sepadan. Terkadang pengorbanan terasa begitu besar. Pengorbanan bisa pada pendidikan (seperti yang dilakukan Bill Gates). Bisa juga pada keluarga, ketika waktu Anda harus tercurah pada ‘mimpi’ itu. Sebagian orang bahkan mengorbankan cinta.

***

Apakah Anda punya mimpi? Apakah mimpi Anda dinilai terlalu muluk oleh orang lain? Jika Anda punya mimpi yang rasanya tak akan terwujud, ingatlah pada Bill Gates. Bagaimana dia bermimpi. Bagaimana dia merealisasikan mimpinya.

Gates mampu mengejar mimpinya. Bill Gates mampu mengubah mimpi menjadi nyata.

Jika Bill Gates bisa, maka kita, Anda dan saya seharusnya juga bisa!!! []

No comments:

.
.
Powered by Blogger.