Lagu Manado, Selayang Pandang



LAGU Pop Manado (atau yang menggunakan dialek Manado) telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan orang Minahasa. Tapi kenapa lagu Manado masih dipandang sebelah mata?

Geliat lagu berbahasa Manado mulai nampak di paruh terakhir dasawarsa 70-an. Penyanyi yang populer waktu itu antara lain Vivi Sumanti dan (alm) Frans Daromes. Vivi Sumanti punya satu album diiringi kolintang, yang salah satu lagunya kerap membuat orang tua yang mendengar tersipu-sipu. Lirik lagu itu antara lain berbunyi: Kita lia-lia, om lia-lia-lia, dia pegang kita punya kita lei ba pegang..." Dan pada refreinnya antara lain berkata" Om om om, ka kanan sadiki, om om om, kakiri sadiki (Sungguh, sampe skarang kita nintau apa tu lagu pe maksud, hehehe)

Namun lagu manado benar-benar mencuri perhatian di erah 80-an. Pelopornya adalah dua cewek cantik (kembar?), Tielman Sisters. Di era itu, Tielman Sisters benar-benar merajai bursa lagu pop Manado. Salah satu hits mereka yang terkenal adalah 'Papa Kase Tinggal'. Sampai sekarang rasa-rasanya mereka yang pernah hidup di era 80-an pasti masih hafal liriknya: Brapa puluh taon lalu, kita masih kacili, mama masi polopolo, papa so kase tinggal...

Papa Kase Tinggal mungkin merupakan lagu Manado pertama yang berkisah tentang kisruh rumah tangga. Dan mungkin itu salah satu faktor yang membuat lagu itu melejit. Selain album yang diiringi band modern, Tielman Sisters juga banyak menelurkan album berbahasa daerah yang diiringi musik kolintang. Dewasa ini Tielman Sisters rupanya sudah pensiun dari dunia Pop Manado. Salah satu personilnya, Greity Tielman kini menekuni dunia politik.

Dengan berlalunya waktu, lagu Pop Manado akhirnya bisa menjadi alternatif bagi pecinta musik lokal. Di dasawarsa 90-an hingga 2000-an, sejumlah lagu pop Manado melejit dan menjadi fenomena. Salah satu yang menjadi hit adalah Balada Pelaut-nya Conny Mamahit. Lagu ini bukan hanya disukai warga Manado di Sulut tapi juga oleh warga Kawanua di perantauan. (Padahal ada yang aneh dari lagu Balada Pelaut, karena menyajikan suka duka seorang pelaut dan dinyanyikan oleh seorang perempuan!!).

Cinta, masih menjadi tema utama lagu pop Manado, di samping masalah rumah tangga. Fenomena perselingkuhan juga menjadi tema yang dilirik. Kreativitas pembuat lagu akhirnya memunculan berbagai judul yang aneh namun mampu menarik perhatian, seperti Arang Tampurung. Sejumlah idiom baru yang berasal dari lagu dan menjadi bagian dalam percakapan sehari-hari antara lain 'satu kadera torang tiga mo dudu akang', atau 'bodi rupa konteiner'.

Dewasa ini, lagu pop Manado telah merambah berbagai aliran. Bukan hanya yang kocak dan agak nyerempet-nyerempet seperti yang dikembangkan grup Chako, juga ada yang meng-hiphopkan Lagu Manado dan memasukkan unsur rap.

Berbagai variasi dan inovasi merupakan pertanda bahwa lagu Manado telah punya tempat dan punya pasar. Lepas dari tudingan bahwa sejumlah lagu pop Manado mengeksploitasi perselingkuhan dan mempopulerkan lirik yang dangkal, namun harus diakui kalau keberadaan lagu Manado saat ini telah sejajar dengan lagu pop Indonesia dan lagu barat (khususnya yang 'Sweet Memories').

Buktinya, jika ada pesta di kampung-kampung dan tuan rumah menyewa sound sistem serta organ, maka lagu Manado merupakan pilhan sejumlah warga untuk dinyanyikan. Salah satu lagu pop Manado yang kerap dinyanyikan di kampung-kampung berbunyi: Pigi jo deng dia, pigi jo deng dia, pigi jo sayang....."

(gambar diambil dari http://batusura.de/)















5 comments:

Rafans Manado said...

Tabea... Selamat baku dapa n salam kenal. Nice blog. Thanks,-

san said...

mampir....

kenny said...

kalo boleh kwa blog ini isi akang deng text lagu2 minahasa...

Anonymous said...

Aku punya calon suami orang minahasa.. Tapi aku bkn org minahasa. ortunya calonku kolot bgt.. T_T
jd aq hrs bisa ngambil hatinya dgn mengetahui "all about manado lah".. lwt blog ini aq sungguh terbantu... Trims ya... ^^

Anonymous said...

akakak MANADO jow noh,

.
.
Powered by Blogger.