Menjual Buku Digital, Hal yang Perlu Anda Ketahui


Salah satu cara mendapatkan uang dari internet adalah dengan menjual buku digital. Buku digital atau juga disebut e-book bisa dijual langsung melalui blog Anda, jika ada, atau menjualnya ke sejumlah situs.

Bahasa Indonesia atau Inggris?

Untuk menjual buku digital, langkah yang dilakukan tentu membuat buku. Namun sebelum membuat, tentukan dulu pasar yang dituju. Apakah pangsa pasar yang disasar itu internasional? Ataukah lokal?
Jika yang dituju pasar internasional, maka buku digital harus dalam bahasa Internasional, dalam hal ini Bahasa Inggris. Tentu, Anda juga bisa membuat buku digital dalam bahasa asing lain selain Inggris, seperti Spanyol, Tiongkok, Jepang atau Perancis dan Jeman. Namun peluang terbesar untuk dibaca banyak orang tentu saja Bahasa Inggris.

Jika yang disasar pasar lokal yakni Indonesia, buku bisa dibuat dalam bahasa Indonesia.

Fiksi atau Non Fiksi?

Setelah menentukan lingkup pasar dan bahasa yang digunakan, langkah selanjutnya adalah menentukan kategori buku. Apakah kategori fiksi? Ataukah non fiksi?

Buku fiksi berisi kisah imajinasi  yang tidak benar-benar tejadi, dan murni khayalan si penulis. Ada banyak genre fiksi yang bisa dipilih. Yang paling disukai pembaca adalah genre romance atau percintaan.

Genre fantasi juga lumayan disukai. Juga yang bertema horor, fiksi ilmiah, petualangan dan banyak lagi.
Buku digital fiksi biasanya tak lekang oleh waktu. Artinya, jika Anda membuat di tahun 2016, kisah itu tetap menarik sekalipun dibaca orang pada tahun 2030 mendatang.

Namun membuat kisah fiksi itu tidak mudah. Membuat kisah yang mampu menarik minat pembaca sejak awal hingga akhir itu sangat sulit. Karena itu, yang disarankan adalah, untuk tahap awal, sebaiknya Anda memulai dengan menulis kisah non fiksi.

Berbeda dengan fiksi, buku non fiksi itu sama sekali bukan khayalan namun menyajikan fakta. Jadi apa yang dipaparkan itu harus sesuai dengan kondisi dan situasi sebenarnya, dan harus mengacu ke fakta yang ada, baik fakta ilmiah maupun peristiwa.

Berdasarkan pengalaman, buku non fiksi cenderung lebih mudah dibuat. Apalagi saat ini kita punya ‘paman Google’ yang menyediakan jutaan informasi. Anda bisa membuat buku digital non fiksi dengan mengumpulkan beragam infomasi dari internet yang dipadukan dengan pengalaman pribadi.

Ada baiknya jika buku non fiksi ysng Anda buat itu berisi hal-hal yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi pembaca. Jadi dengan membaca buku yang Anda paparkan, pembaca bisa menemukan solusi atau informasi akurat tentang suatu hal.

Yang harus diperhatikan dalam membuat buku digital non fiksi adalah relevansi tema. Terutama untuk topik yang terkait dengan tutorial teknologi.

Sebagai contoh, saya pernah membuat buku cetak tentang Tip dan Tik Blogspot. Buku itu dibuat berdasakan perkembangan terbaru di blogspot. Namun di tahun 2016 ini buku itu tidak lagi terlalu relevan karena banyak perubahan yang dibuat Blogspot.

Hal ini perlu dipertimbangkan jika Anda berniat membuat buku tentang Facebook atau Twitter, misalnya. Karena Facebook dan Twitter selalu mengupdate berbagai fitur, maka apa yang Anda paparkan dalam buku tentang Facebook yang mengacu ke situasi terkini di saat Anda menulis, bisa jadi akan tidak elevan jika dibaca beberapa tahun mendatang, ketika Facebook melakukan beberapa perubahan baik tampilan maupun fitur.

Jadi, sebaiknya Anda memilih topik buku non fiksi yang tak lekang oleh waktu. Jika Anda senang memasak, maka buku terkait resep masakan tergolong tak lekang oleh waktu. Begitu juga dengan tema motivasi atau pengembangan diri. Hingga puluhan tahun ke depan, buku motivasi yang Anda buat saat ini akan tetap relevan.

Buat persiapan

Setelah menentukan bahasa dan jenis buku, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri. Lakukan riset terkait tema buku. Riset tak hanya untuk buku dengan jenis non fiksi namun juga fiksi.

Jika Anda ingin membuat kisah cinta dengan setting gunung Rinjani misalnya, dan Anda belum pernah pergi ke Rinjani, Anda bisa melakukan riset dengan membaca apa yang dipaparkan para blogger yang pernah bertraveling ke Rinjani. Amati foto yang dipaparkan, simak situasinya dan seterusnya.

Jika Anda ingin membuat kisah fiksi dengan setting Majapahit, misalnya, Anda perlu membaca literatur terkait sejarah Majapahit. Simak kebiasaan, busana, tipe rumah, pekerjaan, dan seterusnya.

Untuk memudahkan penulisan, ada baiknya Anda mengembangkan kerangka atau pokok-pokok pikiran. Ini berlaku pada buku fiksi dan non fiksi. Pokok-pokok pikiran ini yang akan memandu Anda dalam menulis.

Menulis dan menulis

Setelah melakukan berbagai persiapan, maka menulislah. Atau dalam hal ini, mengetiklah. Saat menulis, Anda mengacu pada kerangka atau pokok pikiran yang dibuat sebelumnya. Tentu Anda bisa fleksibel. Jika sementara menulis Anda merasa perlu melakukan perubahan pada pokok pikiran yang dibuat sebelumnya, silakan mengubahnya.

Ketika menulis, lakukan secepat mungkin. Jangan tergoda  dan terganggu dengan kesalahan pengetikan. Singkirkan jauh-jauh keinginan mengedit ketika sedang mengetik. Edting bisa dilakukan setelah naskah selesai, atau setiap satu bab.

Supaya bisa fokus, sebaiknya Anda menyingkirkan semua gangguan yang berpotensi merusak kinerja menulis. Jadi matikan koneksi internet, abaikan notifikasi di Facebook, Twitter, Whatsapp atau BBM.
Ciptakan lingkungan menulis yang sesuai dengan karakter dan kebiasaan Anda. Jika Anda senang menulis sambil mendengar lagu --seperti yang biasa saya lakukan-- maka putar lagu yang sesuai.

Jika hanya bisa menulis ketika situasi sedang sepi, Anda bisa memilih saat sepi seperti menjelang subuh.

Setelah naskah rampung, lakukan pengeditan. Editing bisa dalam dua hal, yakni edit ejaan atau tata bahasa, termasuk salah ketik dan editing substansi naskah.

Mengedit salah ketik atau ejaan itu relatif gampang. Yang sukar  mengedit substansi naskah. Untuk mengedit substansi, amati apakah yang dipaparkan dalam bab tertentu memang fokus pada topik tertentu, ataukah pembahasannya sudah melebar? Jika sudah melebar, Anda bisa menyunting dan menghilangkan bagian itu.

Jika Anda merasa tak punya kapasitas yang cukup untuk melakukan pengeditan, atau tak punya waktu, Anda bisa meminta—atau menyewa tenaga profesional untuk mengedit naskah.

Setelah selesai diedit, cetak atau pint naskah dan minta seseorang, baik anggota keluarga, teman atau kerabat, untuk membaca naskah itu. Sekalipun Anda merasa sudah mengedit dengan teliti, bisa saja ada bagian tertentu yang terlewat. Dan di mata orang lain yang lebih segar, seperti anggota keluarga atau teman, kesalahan editing terutama salah eja atau salah ketik akan lebih mudah ditemukan. Edit sekali lagi bagian-bagian tertentu yang menurut teman atau kerabat itu keliru.

Buat cover

Jika naskahnya sudah rampung, langkah selanjutnya adalah membuat cover atau sampul buku. Pada bisnis buku digital, cover buku memegang peranan sangat penting yang menentukan apakah seseorang akan membeli buku atau tidak. Cover yang cantik, yang mengundang dan digarap dengan profesional secara alamiah akan memikat calon pembeli.

Sebaliknya cover yang jelek, yang tidak jelas dan terkesan amatiran akan membuat calon pembaca menjauh.
Jika merasa tak punya keahlian untuk membuat cover buku, Anda bisa meminta jasa pihak tertentu yang bisa membuatnya. Anda bisa mencari sosok pembuat cover secara offline dan online.

Saya sendiri selama menjual buku digital selalu membuat cover secara mandiri. Memang hasilnya tak sebagus karya para profesional namun rasa-rasanya juga tidak terlalu amatiran, hehehe.

Jika ingin membuat sendiri, hal pertama adalah mencari gambar yang sesuai. Mencari gambar harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Jika mengambil foto atau gambar dari internet, pastikan bahwa gambar atau foto itu tergolong public domain yang tak punya hak cipta, atau yang temasuk common lisence. Jangan sembarangan mencomot gambar atau foto di situs atau blog, karena itu terkait dengan hak cipta. Jika Anda asal comot gambar dan memasangnya sebagai cover, dan setelah bukunya beredar, bisa saja pemilik hak cipta foto itu akan menggugat Anda, dan Anda tepaksa harus berurusan dengan hukum, buku Anda ditarik dari peredaran dan akun Anda bisa dihapus, jika buku dijual di situs seperti Amazon.

Supaya aman, sebaiknya Anda membeli gambar atau foto untuk cover di sejumlah situs foto. Harga yang ditawarkan bervariasi dan cukup terjangkau. Saya beberapa kali membeli gambar yang harganya hanya 1 dolar AS, dan dibayar melalui Paypal.

Setelah mendapatkan gambar atau foto, lengkapi dengan huruf untuk menuliskan judul buku dan nama pengarang. Ada banyak situs di internet yang memungkinkan Anda memasukkan huruf ke dalam gambar.

Jual buku

Jika naskah dan cover sudah rampung, tiba saatnya untuk menjual buku. Ada beberapa pilihan untuk menjual buku. Pertama, buku bisa dijual melalui blog atau website milik Anda.

Jika ingin menjual melalui blog, pertama Anda harus mengubah format naskah. Karena aslinya berfomat Word, naskah yang Anda buat harus diubah ke format lain yang lebih sesuai, misalnya pdf.

Untuk bisa menjual buku di blog, Anda harus memasang widget ‘blog store’ yang bisa didapatkan dengan mudah di internet. Untuk tahap awal Anda bisa memasang widget dari situs yang menawarkan jasa gratisan. Umumnya pada widget sudah terpasang sejumlah fitur seperti pembayaran --biasanya melalui Paypal, jenis barang yang dijajakan --dalam hal ini buku, beserta harga. Ada beberapa widget blog store yang secara otomatis akan mengatur jual beli. Jadi, begitu calon pembeli melakukan pembayaran, beberapa detik kemudian dia sudah bisa mendapatkan buku yang Anda jual.

Selain di blog atau website milik sendiri, buku yang Anda buat bisa dijajakan di sejumlah situs besar yang menjangkau seluruh dunia, terutama jika Anda ingin buku yang dibuat beredar di pasar internasional.

Saat tulisan ini dibuat, pasar terbesar buku digital berada di tangan Amazon, dengan progam Kindle Direct Publishing. Selain Amazon, buku digital yang Anda buat bisa dijual di Smashword dan atau Draft2Digital. Selain menjual buku di Smashwords store Smashword juga menyalurkan ke sejumlah ritel seperti iBooks (milik Apple yang beredar di 51 negara), Barnes & Noble, Kobo, OverDrive (yang menjangkau lebih dari 20.000 perpustakaan di AS), Gardners, Oyster, Scribd, Baker & Taylor, Odilo dan Inktera. Buku yang dipublikasi di Draft2Digital juga akan disalurkan ke Sementara Draft2Digital menyalurkan ke  iBooks, Barnes & Noble, Kobo, Inktera, Scribd, Tolino, dan 24Symbols. (Detil seputar seluk beluk penjualan buku digital untuk pasra mancanegara sudah saya uraikan dalam buku berjudul “Let’s Get Digital, Meraup Dolar dari Amazon, iBooks, Barnes & Noble, dan Kobo” yang diterbitkan Elex Media Komputindo).

Mendapatkan uang

Karena tujuan utama menjual buku digital adalah mendapatkan uang, maka hal yang paling menggembirakan tentu jika buku yang dibuat terjual dalam jumlah yang lumayan banyak.

Di Kindle Amazon, untuk publisher asal Indonesia pembayaran dilakukan melalui cek. Cek akan dikirim ke alamat Anda jika hasil penjualan mencapai minimal 100 dolar AS. Untuk Smashword dan Draft2Digital pembayaran melalui Paypal. Smashword akan membayar sekali dalam tiga bulan, sementara Draft2Digital akan mengirimkan uang jika mencapai batas minimum 10 dolar AS. Jadi, jumlah uang yang Anda terima itu tergantung sejauh mana ketertarikan pembaca pada buku yang dibuat.

Salah satu trik untuk mendapatkan uang dari penjualan buku adalah membuat buku sebanyak-banyaknya. Semakin banyak buku yang dijual, semakin besar kemungkinan akan dibaca atau dibeli orang. Jika Anda bisa membuat 20 buku, dan setiap judul dibeli 10 hingga 20 eksemplar, tentu lumayan.

Karena itu, jika ingin serius mendapatkan uang dari penjualan buku di internet, cobalah membuat buku sebanyak-banyaknya, tentu dengan tetap memperhatikan kualitas. <>

Tulisan ini merupakan bagian dari naskah buku berjudul 30 Cara Unik Mencari Uang di Internet yang bakal diterbitkan Elex Media Komputindo

No comments:

.
.
Powered by Blogger.