Menjadi 'Dewa' dengan Menulis Fiksi
ADA banyak hal yang menyenangkan dari menulis atau menciptakan karya fiksi. Selain bisa menuangkan ide, gagasan dan imajinasi (bahkan imajinasi yang paling liar dan aneh sekalipun), kita juga bisa menjadi semacam "Dewa".
Yup betul. menjadi Dewa.
Dengan menulis fiksi, kita bisa menciptakan dunia sesuai visi dan imajinasi, baik yang terinspirasi dengan yang benar-benar ada, atau dunia khayalan di negeri antah-berantah. Dengan fiksi, kita bisa menciptakan "universe". Kitalah yang menentukan siapa saja yang bisa menjadi penghuni dalam dunia yang kita ciptakan.
Kita yang menentukan apakah universe yang diciptakan itu settingnya di masa lalu, misalnya era Majapahit, era Singasari, era Malesung (Minahasa kuno), atau era di masa depan. Kita bahkan bisa menciptakan dunia di mana ada makhluk dari planet dan galaksi lain.
Dan tentu, kita juga bisa menciptakan dunia fantasi. Dunia yang penghuninya adalah peri (baik yang jahat maupun yang baik), vampire hingga bidadari.
Bukan hanya itu. Dengan menjadi "Dewa", kita bisa beraksi layaknya dewa beneran. Kita yang menentukan siapa yang lahir, siapa yang tewas, siapa yang hampir tewas dan seterusnya. Kita juga yang menentukan soal jodoh. Kita yang menentukan apakah karakter A akan berjodoh dengan B, atau karakter C yang tadinya pacaran dengan D akhirnya menikah dengan X, dan seterusnya
Rumahkayu Universe
Selang beberapa tahun terakhir, saya iseng membuat beberapa kisah fiksi, yang sebagian besar merupakan proyek eksperimental. Kisah fiksi itu berasal dari genre yang berbeda. Misalnya Gajah Mada Rebirth yang bergenre science fiction plus cerita silat. Kemudian Lyra Gadis Perkasa yang genrenya 'action and adventure' bernuansa super hero. kemudian ada Garuda Hitam yang berkisah tentang seluk-beluk dunia spionase.
Tiga judul novel di atas berada dalam universe yang sama. Bahkan beberapa karakternya tampil menjadi 'bintang tamu' di kisah lain. Kenapa saya melakukan hal itu? Itu dilakukan semata untuk bersenang-senang, hehe, sekaligus berusaha menyajikan hal yang baru dan berbeda.
Menyenangkan plus tantangan
Dengan menjadi Dewa, kita bisa menciptakan apa saja. Namun tentu saja, itu harus dibuat sedemikian rupa sehingga kisahnya menarik. Dan itu yang menjadi tantangan utama bagi penulis kisah fiksi. Yakni bagaimana membuat pembaca percaya bahwa "dunia" yang sedang dibacanya itu benar-benar ada. Bagaimana membuat pembaca terhanyut dan bersimpati pada karakter utama.
Menjadi Dewa dengan menulis fiksi itu menyenangkan. Sekaligus menjadi tantangan yang maha berat.
So, siapkah Anda menjadi "Dewa"?
No comments:
Post a Comment