2 Tahun di Google Play, Terbitkan 57 Buku



Jumlah buku yang saya publikasi di Google Play sejauh ini


TANPA terasa, dua tahun sudah saya “bergaul” dan menerbitkan buku di Google Play. Selama rentang dua tahun ini, saya berhasil menerbitkan 57 buku.

Dari 57 buku ini, 50 di antaranya merupakan buku fiksi, dan tujuh sisanya non fiksi. Sebagian besar buku ditulis dalam bahasa Indonesia, dan hanya 19 buku berbahasa Inggris.

Lalu bagaimana animo pembaca?

Rupanya, perlahan namun pasti mulai banyak warga Indonesia yang suka membeli buku digital di Google Play. Semua buku berbahasa Indonesia yang saya jual di Google Play dibeli orang. Bahkan pernah, ada satu judul buku yang hasil penjualannya mencapai lebih dari satu juta rupiah untuk satu bulan.

Jadi dari sisi prospek, masa depan buku digital berbahasa Indonesia di Google Play sangat menjanjikan.

Fiksi lebih laris

Dari pengalaman saya, buku kategori fiksi lebih disukai pembaca. Buku non fiksi berbahasa Indonesia yang saya buat memang dibeli orang, namun tidak sebanyak fiksi.

Genre fiksi apa yang paling disukai? 

Berdasarkan pengalaman saya, genre romance itu yang paling laris. Itu sebabnya, akhir-akhir ini saya lebih fokus menerbitkan buku genre cinta-cintaan dibanding genre cerita silat atau spionase dan action yang sebenarnya lebih menantang dan lebih asyik.

Nama pena

Menerbitkan buku memungkinkan kita menggunakan nama pena. Di Google Play, selain memakai nama sendiri, saya menggunakan 18 nama pena, 4 diantaranya nama perempuan.

Kenapa menggunakan nama pena? Alasan utama adalah variasi. Juga untuk memudahkan pembaca melakukan identifikasi, terkait genre. Jadi setiap genre dan sub genre saya ciptakan nama pena sendiri.

Bisa jadi bisnis

Bagaimana dengan pendapatan? Sejauh ini lumayan, terutama karena perhitungan pembayaran di Google Play menggunakan dolar Amerika Serikat. Setiap bulan saya mendapat kiriman "gaji" dari Google Play yang ditransfer melalui bank, yang jumlahnya bervariasi.

Untuk hasil penjualan bulan Oktober 2018 (yang ditransfer di bank pada pertengahan November), misalnya, total penjualan buku digital di Google Play mencapai 551 USD. Jika dikali dengan 14.519 hasilnya lumayan. Dan itu pendapatan bersih dan sudah dipotong pajak dan fee bank.

Laporan hasil penjualan untuk Oktober 2018


Dengan besarnya prospek buku digital di Indonesia (yang dibuktikan dengan makin banyaknya pembeli buku digital di Google Play), maka ke depan, buku digital bisa menjadi bisnis.

Apalagi, pembuatan dan penerbitan buku digital jauh lebih sederhana dan murah dibanding buku cetak. Di Google Play, saya sama sekali tidak mengeluarkan biaya sepeserpun ketika menerbitkan buku.

Menerbitkan buku digital juga bisa menjadi passive income. Buktinya, ada beberapa judul buku yang saya terbitkan pada November 2016 hingga Februari 2017 yang masih terjual hingga kini. Fenomena ini tak bisa ditemukan di toko buku terkemuka. Di Gramedia misalnya, nyaris mustahil menemukan sebuah buku yang diterbitkan tahun 2016. Buku terbitan lama biasanya langsung disingkirkan oleh buku terbitan baru dalam rentang beberapa bulan.

60 buku

Hingga akhir tahun 2018, saya menargetkan bisa menerbitkan hingga 60 buku, bahkan bisa lebih.

Untuk 2019, selain tetap menulis genre romance cinta-cintaan, jika Tuhan berkenan saya berencana melanjutkan novel fiksi sejarah Gajah Mada. Juga lanjutan cerita silat Pendekar Negeri Minahasa, cerita bernuansa pahlawan super Lyra Gadis Perkasa dan kisah spionase Garuda Hitam. Saya juga sedang merampungkan buku non fiksi, berjudul “9 Alasan Leluhur Minahasa Bukan Keturunan Penguasa Dinasti Han”.

Dan tentu saja, ketika menulis buku, saya tetap melakukannya sambil bersenang-senang. Saya memang senang menulis. Dan menjadi lebih mengasyikan karena dari kesenangan itu saya bisa mendapatkan tambahan uang untuk nambah-nambah, supaya dapur tetap bisa ngepul, hehehe...



No comments:

.
.
Powered by Blogger.